Alhamdullilah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan kepada hambaNya. Kenikmatan yang Allah berikan itu tidak bisa dihitung, walaupun sampai habis air dilautan dijadikan tinta untuk menulis kenikmatan yang Allah berikan kepada hambaNya. Namun manusia cenderung lupa & tidak bersyukur atas nikmat yang telah diterimanya.
Perhatikan kenikmatan yang Allah SWT berikan berupa ; kesehatan bagi keluarga kita, harta yang berkecukupan sementara orang lain masih serba kekurangan, panjang usia, keluarga yang harmonis, wajah yang rupawan dan lain sebagainya. Kenikmatan itu laksana mata air yang mengalir tiada henti, menjadi sungai-sungai, lalu mengalir jauh bermuara menjadi lautan.
Allah SWT berfirman :
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyanyang." (QS. Surat An Nahl : 18)
Kita kadang tidak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Kita berpikir bahwa harta benda yang kita punya adalah hasil kerja keras kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Tentu saja orang semacam ini hidupnya menderita, disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Orang yang demikian adalah termasuk golongan orang-orang yang sombong, tamak serta takabur. Walaupun hartanya melimpah akan merasa kekurangan & tidak bisa menikmati serta merasakan segala harta benda yang telah diperolehnya. Rasa syukur itu sangat mahal. Banyak dari kita yang diberi kelebihan namun kurang bersyukur, sehingga hidupnya penuh kekecewaan. Manusia yang tidak bisa mensyukuri apa yang didapatinya, ia adalah orang yang miskin. Sebaliknya manusia yang penuh syukur adalah manusia yang kaya dalam arti yang sebenarnya.
Adapun orang yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan, hidupnya menjadi tentram, damai penuh dengan barokah. Hidup ini sebagai tempat untuk beramal kebaikan. Dia akan berusaha untuk memberikan yang terbaik di jalan Allah. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasullulah SAW, meskipun hidup dengan kesederhanaan beliau selalu bersyukur kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya dan beribadah dengan ikhlas semata-mata mencari ridlo Allah SWT. Rasulullah adalah suri tauladan bagi umat manusia yang ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur.
Semua orang pasti menginginkan hidupnya bahagia, namun orang lupa bahwa kebahagiaan itu, sebenarnya adalah bagaimana seseorang mensyukuri kenikmatan yang sudah didapat dengan ikhlas. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang lalai dan tidak pandai bersyukur.