Dalam
menyambut bulan Ramadhan tahun 1436 H ini, apa yang harus kita lakukan & persiapkan
dalam menyambut bulan suci ini? Baik secara mental dan fisik, agar dapat
menjalankan ibadah puasa dengan baik, sehingga tercapai tujuan menjalankan ibadah
puasa. Itulah yang seringkali menjadi
pertanyaan umat Islam setiap menyambut datangnya bulan Ramadhan. Nah, persiapan
apa saja yang harus dilakukan oleh seorang muslim menjelang bulan Ramadhan, diantaranya
seperti: persiapan intelektual, mental/spiritual
dan fisik.
Persiapan Intelektual
& mental/spiritual
Persiapan
intelektual disini maksudnya adalah jangan sampai seorang muslim berpuasa,
tetapi tidak mengerti ilmunya.
“Jangan sampai kita
sahur tetapi tidak mengerti ilmunya, jangan sampai lailatul qodar tetapi tidak
mengerti ilmunya, jangan sampai i’tikaf tetapi tidak mengerti ilmunya dan
seterusnya. Persiapan intelektual seperti ini wajib karena prinsipnya al-Ilmu qoblal amal
(berilmu sebelum beramal).” Menurut Bachtiar yang paling dibutuhkan saat bulan
Ramadhan adalah persiapan mental. Sebab, syaitan tidak akan membiarkan seorang
muslim menjadi pribadi yang baik, manakala telah bertaubat dibulan Ramadhan.
Sementara itu, diluar bulan Ramadhan syaitan, berupaya membentuk kebiasaan yang
buruk dalam diri seorang muslim.
“Nah, mana mungkin
syaitan akan rela setelah seorang muslim bertaubat di bulan Ramadhan terus
menjadi pribadi yang baik.” Kalau seorang muslim tidak melawan mental-mental jahiliyah syahwatiyah sejak sebelum Ramadhan tiba, maka
kemungkinan besar dibulan Ramadhan kebiasaan-kebiasaan buruk akan tetap melekat
dalam diri seorang muslim.
“Kita tetap menjadi
tukang tidur, lalai membaca Al-qur’an, masih malas qiyamul lail, takut
bersedekah dan sebagainya. Jadi mental juang itu sudah harus dipersiapkan sejak
sebelum Ramadhan datang. Sebagaimana seperti persiapan mental umat Islam
menghadapi perang Badar maupun Fahthul Makkah dibulan Ramadhan.”
Untuk persiapan
spiritual, sebagai persiapan imaniyah atau ruhiyah yang
tidak boleh dilupakan karena paling penting dari semua persiapan lainnya.
“Misalnya, mempersiakan
diri untuk bisa menahan nafsu dari setiap yang membatalkan puasa dari terbit
hingga terbenamnya matahari, berdzikir sebanyak-banyaknya waktu pagi dan
petang, tilawah qur’an di pertengahan siang dan malam, murojaah hafalan qur’an sambil mengurangi kesibukan-kesibukan
yang mengurangi spiritualitas keimanan dan seterusnya. Semua itu butuh
konsentrasi spiritual yang harus benar-benar dipersiapkan.” Sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam sebuah riwayat, “Beruntunglah mereka yang sudah siap
ruhiyahnya dibulan Sya’ban karena mereka akan beruntung ketika bulan Ramadhan”.
Persiapan fisik
Dan
yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan fisik, seperti pola tidur, pola
makan, maupun menjaga kondisi tubuh dengan berolahraga. Jadi, ritmenya itu
harus menyesuaikan waktu yang sudah Allah atur dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
“Misalnya saat berbuka
dalam sebuah riwayah dikatakan ‘Berbukalah dengan tamr kalau tidak ada maka berbukalah dengan
seteguk air’. Nah, berbuka puasa itu target utamanya bukan mengenyangkan perut
tetapi tohur (bersih) yaitu membersihkan
tenggorokan dan pencernaan. Ini tadabur hadistnya. Jadi kalau pola makanan
bermula dari tohur , pasti kalau nggak tamr yah seteguk
air, karena itu tohurnya dulu yang paling penting tidak seperti sekarang yang
kebanyakan mengutamakan nutrisi dulu.”
Sementara itu, untuk pola tidurnya jika kembali
kepada surat al-Muzamil ayat 20, harusnya seorang muslim itu bangun dua pertiga
malam, paling lambat setengah malam dan jika sudah sangat mepet-mepetnya
sepertiga malam untuk qiyamul
lail. Demikian uraian singkat dalam
menyambut datangnya Ramadhan, semoga Allah SWT memberi kekuatan kepada kita
dalam menjalankan ibadah puasa. Amiin yaa rabbal alamiin.