BLOG INI.........DIPUBLIKASIKAN SEJAK 30 JANUARI 2010..........Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar....... Astaghfirullaahal 'adzhiim, walil muslimiina wal muslimaat.....Mil ladun aadama ilaa yaumil qiyaamah......Amiin yaa rabbal alamiin.....Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.......Ya Allah, lindungilah negeri ini dari kejahatan maupun perbuatan serta persengkokolan orang-orang munafik........SEMOGA ALLAH SWT MERIDHOI AMAL & KEBAJIKAN YANG KITA LAKUKAN....AMIIN YAA RABBAL ALAMIIN...HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID.........

>

Selasa, 16 Juni 2015

MENYAMBUT RAMADHAN

Dalam menyambut bulan Ramadhan tahun 1436 H ini, apa yang harus kita lakukan & persiapkan dalam menyambut bulan suci ini? Baik secara mental dan fisik, agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik, sehingga tercapai tujuan menjalankan ibadah puasa.  Itulah yang seringkali menjadi pertanyaan umat Islam setiap menyambut datangnya bulan Ramadhan. Nah, persiapan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang muslim menjelang bulan Ramadhan, diantaranya seperti: persiapan intelektual, mental/spiritual dan fisik.

Persiapan Intelektual & mental/spiritual
Persiapan intelektual disini maksudnya adalah jangan sampai seorang muslim berpuasa, tetapi tidak mengerti ilmunya.
“Jangan sampai kita sahur tetapi tidak mengerti ilmunya, jangan sampai lailatul qodar tetapi tidak mengerti ilmunya, jangan sampai i’tikaf tetapi tidak mengerti ilmunya dan seterusnya. Persiapan intelektual seperti ini wajib karena prinsipnya al-Ilmu qoblal amal (berilmu sebelum beramal).” Menurut Bachtiar yang paling dibutuhkan saat bulan Ramadhan adalah persiapan mental. Sebab, syaitan tidak akan membiarkan seorang muslim menjadi pribadi yang baik, manakala telah bertaubat dibulan Ramadhan. Sementara itu, diluar bulan Ramadhan syaitan, berupaya membentuk kebiasaan yang buruk dalam diri seorang muslim.
“Nah, mana mungkin syaitan akan rela setelah seorang muslim bertaubat di bulan Ramadhan terus menjadi pribadi yang baik.” Kalau seorang muslim tidak melawan mental-mental jahiliyah syahwatiyah sejak sebelum Ramadhan tiba, maka kemungkinan besar dibulan Ramadhan kebiasaan-kebiasaan buruk akan tetap melekat dalam diri seorang muslim.
“Kita tetap menjadi tukang tidur, lalai membaca Al-qur’an, masih malas qiyamul lail, takut bersedekah dan sebagainya. Jadi mental juang itu sudah harus dipersiapkan sejak sebelum Ramadhan datang. Sebagaimana seperti persiapan mental umat Islam menghadapi perang Badar maupun Fahthul Makkah dibulan Ramadhan.”
Untuk persiapan spiritual, sebagai persiapan imaniyah atau ruhiyah yang tidak boleh dilupakan karena paling penting dari semua persiapan lainnya.
“Misalnya, mempersiakan diri untuk bisa menahan nafsu dari setiap yang membatalkan puasa dari terbit hingga terbenamnya matahari, berdzikir sebanyak-banyaknya waktu pagi dan petang, tilawah qur’an di pertengahan siang dan malam, murojaah hafalan qur’an sambil mengurangi kesibukan-kesibukan yang mengurangi spiritualitas keimanan dan seterusnya. Semua itu butuh konsentrasi spiritual yang harus benar-benar dipersiapkan.” Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah riwayat, “Beruntunglah mereka yang sudah siap ruhiyahnya dibulan Sya’ban karena mereka akan beruntung ketika bulan Ramadhan”.


Persiapan fisik
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan fisik, seperti pola tidur, pola makan, maupun menjaga kondisi tubuh dengan berolahraga. Jadi, ritmenya itu harus menyesuaikan waktu yang sudah Allah atur dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
“Misalnya saat berbuka dalam sebuah riwayah dikatakan ‘Berbukalah dengan tamr kalau tidak ada maka berbukalah dengan seteguk air’. Nah, berbuka puasa itu target utamanya bukan mengenyangkan perut tetapi tohur (bersih) yaitu membersihkan tenggorokan dan pencernaan. Ini tadabur hadistnya. Jadi kalau pola makanan bermula dari tohur , pasti kalau nggak tamr yah seteguk air, karena itu tohurnya dulu yang paling penting tidak seperti sekarang yang kebanyakan mengutamakan nutrisi dulu.”
Sementara itu, untuk pola tidurnya jika kembali kepada surat al-Muzamil ayat 20, harusnya seorang muslim itu bangun dua pertiga malam, paling lambat setengah malam dan jika sudah sangat mepet-mepetnya sepertiga malam untuk qiyamul lail. Demikian uraian singkat dalam menyambut datangnya Ramadhan, semoga Allah SWT memberi kekuatan kepada kita dalam menjalankan ibadah puasa. Amiin yaa rabbal alamiin.

TIME IS SWORD