Dipenghujung Tahun 2019, sebagian wilayah penduduk Bumi
bakal disapa gerhana matahari cincin. Sejumlah fakta-fakta menarik terkait
fenomena astronomi yang terjadi pada 26 Desember mendatang. Penyebutan Gerhana Matahari Cincin karena bulan tidak menutupi
matahari secara sempurna, hal ini yang membedakan dengan gerhana
matahari total. Jarak Bulan dengan Bumi yang berada di titik terjauh (apogee)
jadi alasannya. Dikutip dari Space, Selasa (24/12/2019) Bulan saat
ini rata-rata lebih jauh dari Bumi sehingga ukurannya 3% lebih kecil dari sang
Surya bila kita lihat dari daratan. Ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan
Matahari dalam satu garis lurus, terciptalah gerhana matahari. Kejadian
gerhana Matahari dipadu dengan Bulan yang sedang berada di titik terjauh Bumi
menghasilkan antumbra. Dari antumbra tersebut, kita yang berada di Bumi
dapat menyaksikan ring of
fire (cincin api) di langit karena siluet Bulan tampak jelas.
Peristiwa alam ini juga disebut annular solar eclipse yang berasal dari kata
annulus diambil dari Bahasa Latin yang artinya berbentuk cincin. Berbeda dengan
Gerhana Matahari pada Juli lalu yang terjadi di wilayah lautan, maka gerhana
Matahari kali ini berlangsung di daerah padat penduduk.
Tabloid
Space mengatakan bahwa gerhana
Matahari akan melintasi jalur sepanjang 142 kilometer yang membentang dari Timur
Tengah ke Samudera Pasifik bagian barat.
Masyarakat di wilayah Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Sumatera dan Kalimantan (Indonesia), Singapura, Filipina, hingga Guam dapat menikmati fenomena astronomi tersebut, terakhir dalam tahun ini akan melanda Bumi. Meski tak mengesankan seperti gerhana matahari total pada 2017, fenomena alam pada Kamis 26 Desember 2019 ini disebut punya efek bahaya bagi mereka yang menyaksikannya.
Masyarakat di wilayah Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Sumatera dan Kalimantan (Indonesia), Singapura, Filipina, hingga Guam dapat menikmati fenomena astronomi tersebut, terakhir dalam tahun ini akan melanda Bumi. Meski tak mengesankan seperti gerhana matahari total pada 2017, fenomena alam pada Kamis 26 Desember 2019 ini disebut punya efek bahaya bagi mereka yang menyaksikannya.
Gerhana matahari yang terjadi sehari ini adalah gerhana
matahari cincin. Fenomena ini terjadi karena Bulan baru, yang sedikit
lebih jauh dari Bumi dan tampak lebih kecil di langit, akan menutupi 97
persen cakram Matahari saat berada dalam garis lurus atau sejajar. Pada
puncak gerhana, matahari akan terlihat seperti cincin, dengan durasi
maksimal 3 menit dan 40 detik.Menurut penulis buku "A Stargazing
Program for Beginners: A Pocket Field Guide" Jamie Carter, gerhana
matahari cincin ini adalah yang paling berbahaya. Maksudnya? Bahaya yang
dimaksud tak ada hubungannya dengan bencana alam. Namun, ia memperingatkan,
siapapun yang ingin menyaksikannya wajib menggunakan kacamata khusus gerhana
matahari untuk menghindari ancaman kebutaan. "Itu menjadikannya gerhana
matahari paling berbahaya tahun 2019," ungkap Jamie dalam artikelnya
di Forbes. Ia menjelaskan, ketika gerhana matahari total pada Juli
2017, ada momentum di mana manusia bisa menyaksikannya dengan mata telanjang.
Namun, tidak kali ini. Pihak Lembaga Antariksa Amerika Serikat NASA juga
mengeluarkan peringatan serupa. "Ini adalah jenis gerhana matahari
parsial yang paling indah, tetapi juga yang paling berbahaya." "Semua
pengamatan perlu memakai kacamata gerhana matahari setiap saat, dan upaya untuk
memotretnya akan membutuhkan filter matahari khusus.
Fenomena yang juga sering disebut sebagai "cincin api" atau
"cincin cahaya" ini akan terlihat saat matahari terbit di Arab Saudi,
kemudian di langit Qatar, Uni Emirat Arab (UEA) , Oman, India selatan, Sri
Lanka, Indonesia, Singapura dan Malaysia. Matahari kemudian tenggelam, dalam
wujud mirip "cincin" di Guam, Samudra Pasifik. Terpisah, Kepala
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin
menyatakan, gerhana matahari cincin sesungguhnya bukan fenomena langka. Hanya
saja, untuk kembali melintasi daerah yang sama memerlukan waktu lama. "Tetapi
di Indonesia sudah dan akan terjadi pada 22 Agustus 1998, 26 Januari 2009, 26
Desember 2019, dan nanti 21 Mei 2031.
Gerhana matahari ini cenderung aman dilihat seperti halnya melihat matahari
sehari-hari. Asalkan berhati-hati dan tidak memaksakan diri. "Mata punya
mekanisme refleks terpejam kalau terlalu silau. Untuk bisa melihat matahari
secara aman dan nyaman, gunakanlah kacamata matahari. Gerhana matahari tidak
berdampak signifikan pada Bumi, Karena gerhana hanyalah kondisi Bulan baru yang
khusus. "Efek kegelapan juga tidak lama dan tidak ada dampak pada
manusia." Meski begitu, efek pasang maksimum yang sedikit bertambah hanya
perlu diwaspadai, "tidak perlu dikhawatirkan karenasetiap awal bulan juga
terjadi." Dihimbau kepada masyarakat untuk menyaksikan gerhana matahari secara
aman. "Bagi umat Islam diimbau untuk melakukan salat sunah gerhana untuk
menyempurnakan tafakur atas fenomena alam ini.
Salat Gerhana Matahari bersifat sunah muakkadah sebagaimana pendapat kebanyakan
ulama. Adapun tata cara salat gerhana matahari adalah sebagai berikut:
- Memastikan telah
terjadinya gerhana matahari terlebih dahulu. Hal itu dapat dilakukan
dengan melihat secara langsung ataupun menghubungi titik–titik pengamatan
gerhana matahari.
- Salat gerhana dilakukan
saat gerhana matahari sedang terjadi.
- Sebelum salat gerhana,
jemaah dapat diingatkan dengan ucapan "asshalaatu jaamiah".
Tidak ada azan dan iqamah sebelum salat gerhana.
- Niat salat gerhana
matahari berbunyi: "Ushollii sunnatan likusuufi-syamsi
ma'muuman lillahi ta'aala". Apabila menjadi imam salat, maka
kata "ma'muuman" diganti "imaaman".
- Salat gerhana dilakukan
sebanyak dua rakaat. Setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk, dan dua
kali sujud.
- Setelah rukuk pertama
dari setiap rakaat membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya kembali.
Bacaan boleh dikeraskan, namun disunnahkan untuk dipelankan.
- Pada rakaat pertama,
bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula
pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat
kedua.
- Setelah salat gerhana,
disunahkan untuk berkhotbah.
Efek Gerhana Matahari
dan Cara Aman Melihatnya
Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa efek selama Gerhana Matahari Cincin berlangsung. Berikut efek yang akan terjadi selama gerhana matahari cincin:
1. Ganggu
Gravitasi Bumi
Gerhana Matahari cincin ternyata bisa mengganggu kondisi Bumi. Para ilmuwan
menjelaskan ada efek pada gravitasi Bumi saat gerhana berlangsung. Salah satu
yang akan terjadi adalah gelombang tinggi di sekitar pantai. Imbas lainnya yang
masih bersangkutan adalah gerhana matahari cincin bisa menghambat pemanasan dan
ionisasi di lapisan atmosfer Bumi.
2. Gangguan
Telekomunikasi
Gerhana matahari cincin juga bisa mengganggu sinyal telekomunikasi, karena
kurangnya cahaya. Saat gerhana terjadi, ionisasi mengalami penurunan. Padahal
ionisasi sangat berperan mempercepat frekuensi telekomunikasi.
3. Ganggu
Kesehatan Mata
Gerhana matahari cincin sangat berbahaya jika melihat langsung dengan mata
telanjang. Efeknya bisa sangat berbahaya, menyebabkan kerusakan permanen pada
retina, hingga menyebabkan kebutaan. Laman Gerhanaindonesia.id memberikan
sejumlah tips aman untuk mengamati gerhana matahari cincin. Poin terpenting
dalam mengamati fenomena Gerhana Matahari adalah keamanan mata. Untuk itu,
disarankan tidak melihat langsung ke arah Matahari dengan mata telanjang. Sebab,
intensitas cahaya Matahari yang sangat kuat bisa merusak mata. Peralatan yang
dapat dipakai antara lain adalah:
1. Kamera Pinhole
Kamera pinhole bisa dibuat sendiri dengan bahan-bahan sederhana.
Caranya bisa dilihat di internet untuk membuat kamera lubang jarum dengan
berbagai variasi bentuk.
2. Kacamata
Matahari
Kacamata ini bukan kacamata hitam biasa, melainkan kacamata berlensa khusus
untuk menghalangi cahaya Matahari.
3. Teleskop atau
Binokular
Penggunaan binokular serupa dengan kamera lubang jarum. Bedanya, citra
Matahari diproyeksikan melalui lensa pembesar. Penggunaan binokular atau
teleskop dapat menghasilkan proyeksi gerhana yang lebih besar dan tajam
dibandingkan kamera lubang jarum.
4. Kamera DSLR
Ketika pengamatan, disarankan untuk tidak mengarahkan lensa langsung ke Matahari,
karena bisa merusak sensor kamera. Disarankan untuk memakai filter khusus
Matahari untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima kamera. Untuk
mendapatkan citra Matahari yang berukuran besar, gunakan lensa telephoto dengan
panjang fokus 500-2.000mm. Untuk lensa standar 200mm hanya akan menghasilkan
citra Matahari berukuran kecil.
Cara Aman Melihat Gerhana Matahari Cincin
Menurut Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah yang terlewati jalur gerhana matahari
cincin antara lain Indonesia, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India,
Sri Langka, Samudra India, Singapura, Malaysia, dan Samudera Pasifik. Gerhana
matahari sebagian juga diamati sedikit di Afrika bagian timur, seluruh wilayah
Asia, Samudra India, Australia bagian utara, dan samudera pasifik. Di Indonesia, gerhana
matahari dapat teramati dari Jawa Timur, namun berupa gerhana
matahari sebagian dengan magnitude terentang antara 07,52 di Tuban hingga 0,702
di Banyuwangi, Jawa Timur.
BMKG menyebutkan gerhana di Jawa Timur akan dimulai pada pukul 11.03 WIB,
puncak gerhana terjadi pada pukul 12.54 WIB, dan gerhana akan berakhir pada
pukul 14.33 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jawa Timur rata-rata adalah 3
jam 29 menit. Gerhana matahari cincin terjadi ketika matahari, bulan dan
bumi tepat segaris. Pada saat itu piringan bulan yang teramati dari bumi lebih
kecil daripada piringan matahari. Akibatnya, saat puncak gerhana, matahari akan
tampak seperti cincin yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian
pinggirnya.
Sementara itu, gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya
matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi. Fenomena yang
merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan matahari, bumi, dan bulan ini
terjadi pada saat fase bulan baru. Gerhana matahari cincin diprediksi akan
dimulai di Indonesia pada pukul 12.15 WIB dan memasuki fase puncak pada 12.17
WIB. Gerhana matahari cincin di Indonesia diprediksi berakhir pada 12.19 WIB.
Namun, fenomena ini tidak akan terlihat di semua wilayah Indonesia. Menurut
LAPAN, Kabupaten Siak, Riau, akan jadi lokasi paling ideal menyaksikan fenomena
ini. Gerhana matahari cincin terjadi saat bulan berada segaris dengan Bumi dan
Matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan Bumi. Hal ini membuat
piringan bulan menjadi lebih kecil daripada Matahari dan tidak menutupan
piringan Matahari sepenuhnya.
LAPAN menyebut, masyarakat Indonesia bisa mengamati momen gerhana matahari
cincin yang berbentuk lingkaran menyerupai cincin di berbagai wilayah tertentu.
Misalnya, gerhana matahari cincin bisa diamati di Padang Sidempuan, Sibolga,
Kabupaten Siak, Kepulauan Riau, dan sebagian Kalimantan Barat bagian utara,
yakni di Kabupaten Singkawang. Di Indonesia sendiri, gerhana matahari sebagian
bisa terlihat dari seluruh wilayah, namun tergantung dari lokasi pengamatannya.
Jika diamati dari daerah Sumatera Selatan, gerhana matahari sebagian
mencapai 80 persen.
Sementara di Pulau Jawa mencapai 70-80 persen.
Wilayah lain Indonesia dapat melihat gerhana
sebagian dengan porsi tertutupnya Matahari hingga paling sedikit 20 persen di
wilayah selatan Papua. Wilayah Bandung misalnya, bulan akan menutup 70 persen
permukaan Matahari saat fenomena gerhana matahari sebagian terjadi. Sementara
itu, di wilayah Jakarta, bulan akan menutupi sekitar 72 persen permukaan
Matahari.