Puasa pada bulan Ramadhan mulai matahari
terbit sampai matahari terbenam selama 30 hari pasti memiliki dampak fisik,
tetapi apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita ketika berpuasa? Berikut penjelasannya dalam sains di balik puasa.
Selama puasa, tubuh kita menghasilkan energi sendiri dengan membakar simpanan sumber daya yang
berasal dari kelebihan lemak, karbohidrat dan gula untuk menghasilkan energi.
Hati adalah organ yang paling penting dalam proses kompleks ini; itu mengubah
lemak menjadi zat kimia yang disebut badan keton yakni tiga senyawa terlarut
air yang kemudian digunakan sebagai sumber energi.
Detoksifikasi juga merupakan salah
satu manfaat paling penting dari puasa. Sebuah proses detoksifikasi dalam tubuh
berlangsung secara teratur. Ia terjadi pada metabolisme dalam usus besar, hati,
ginjal, paru-paru, kelenjar getah bening dan dalam proses pengelupasan sel
kulit mati atau menetralkan racun. Proses ini terjadi lebih cepat selama puasa,
karena tubuh memecah lemak. Bahan kimia dan racun yang diserap dari makanan dan
lingkungan disimpan dalam cadangan lemak dan dilepaskan sepanjang puasa.
Selain itu, puasa juga merupakan penyembuhan bagi pikiran, tubuh dan jiwa melalui
lebih dari satu cara. Pada tingkat fisik, energi dan sumber daya dipergulirkan
dalam sistem pencernaan ke dalam sistem kekebalan tubuh dan proses metabolisme
yang memungkinkan tubuh untuk menyembuhkan, membangun kembali
dan mengisi sendiri “kekosongan sistem”, termasuk menyeimbangkan hormon-hormon
kegembiraan. Penelitian medis menunjukkan bahwa selama puasa, pertumbuhan jaringan abnormal seperti tumor
terhambat signifikan. Sel tumor menjadi kelaparan dan tak ternutrisi, sehingga
lebih rentan menjadi rusak dan dikeluarkan dari tubuh secara mudah.
Ketika puasa, tubuh dapat lebih optimal memanfaatkan
sumber dayanya untuk potensi mereka secara penuh dan fokus pada pembangunan
kembali mulai dari tingkat mikroskopis sebagai kontrol
genetik DNA dan RNA, sehingga menjadi lebih efisien dalam
mentranskripsikan protein dan jaringan yang dibutuhkan tubuh. Hal ini berupa sintesis
protein dalam sel, jaringan dan organ yang sehat dan menyehatkan.
Adapun dampak tambahan lain
dalam tubuh selama puasa termasuk sedikit penurunan suhu
inti tubuh karena penurunan tingkat metabolisme dan fungsi tubuh secara umum. Kadar gula darah juga turun karena tubuh
menggunakan reservoir glikogen dalam hati dan metabolik tingkat dasar (BMR)
dikurangi dalam rangka menghemat energi. Dengan demikian, sangat disarankan
dalam pencegahan dan pengobatan diabetes.
Perlu diketahui bahwa sistem
pencernaan kita sering kelebihan beban, dan tak henti-hentinya dimasuki makanan
dan dipaksa untuk terus bekerja. Dengan berpuasa, tubuh
membersihkan organ-organnya sendiri, sehingga pencernaan menjadi lebih efisien
dan penyerapan nutrisi semakin optimal.
Saat puasa, lapisan lambung dan usus diizinkan untuk mengembalikan keremajaan kelenjar dan ototnya, dan
menghapus masalah sampah sisa makanan yang sebelumnya menumpuk tak tercerna. Puasa menunjang meningkatnya kekuatan
infrastruktur dasar tubuh, karena produksi hormon meningkat disertai pelepasan
hormon anti-penuaan dini. Wassalam.