Kehidupan
kita di dunia ini hanyalah sebuah mimpi. Lalu dimanakah kehidupan kita yang
sesungguhnya? Manusia ini semuanya tidur, dan ketika mati (maka)
terbangunlah (manusia) dari tidurnya. Itulah kehidupan yang sebenarnya. Yaitu
ketika kita menutupkan mata meninggalkan dunia ini, maka terbukalah gerbang
kehidupan yang sebenarnya.
Selama ini kita hanya memperjuangkan kenikmatan fana yang hanya ada di alam mimpi. Namun jarang sekali kita memikirkan bekal yang akan kita bawa untuk kehidupan hakiki. Kehidupan setelah mati.
Tidak ada satupun kebanggaan dunia yang akan kita bawa nanti. Bukan harta, tahta bukan pula sanjungan dan pujian orang. Hanyalah taqwa sebaik-baik bekal, menghadap Allah SWT. Firman Allah : “Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (QS.Al-Baqarah 197). Maka setiap manusia haruslah menyadari bahwa taqwa adalah kebutuhan wajib yang harus diraih.
Selama ini kita hanya memperjuangkan kenikmatan fana yang hanya ada di alam mimpi. Namun jarang sekali kita memikirkan bekal yang akan kita bawa untuk kehidupan hakiki. Kehidupan setelah mati.
Tidak ada satupun kebanggaan dunia yang akan kita bawa nanti. Bukan harta, tahta bukan pula sanjungan dan pujian orang. Hanyalah taqwa sebaik-baik bekal, menghadap Allah SWT. Firman Allah : “Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (QS.Al-Baqarah 197). Maka setiap manusia haruslah menyadari bahwa taqwa adalah kebutuhan wajib yang harus diraih.
Taqwa di dalam kamus Ilmu Alquran dapat diartikan dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Tingkah laku orang yang bertaqwa selalu mencerminkan perilaku mulia dan selalu berusaha menghindari hal-hal yang menjadikan Allah murka. Allah memberikan beberapa rambu-rambu untuk menjadi orang yang bertaqwa.
Pertama, bertanya kepada Orang yang mengetahui. Atau dalam hal ini adalah bertanya kepada alim ulama tentang bagaimana menjadi orang yang bertakwa (QS. An-Nahl : 43).
Kedua adalah selalu bersama-sama para shidiiqiin (orang yang benar) (QS. At-Taubah). Dalam bahasa Jawa yang terkenal “wong kang shaleh kumpulono”. Lalu siapakah orang-orang yang benar? Al-Qur’an menjelaskan pada QS. Bahwasanya Shiddiiquun adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Ketiga adalah selalu berkata dengan perkataan yang benar (QS. Al-Ahzab : 70). Allah menjelaskan dalam QS. Fusshilat 30: Bahwa sebenar-benar perkataan adalah orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri.”
Demikianlah, semoga kita dapat menjadi orang yang bertaqwa yang senantiasa menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya. Amiin....