BLOG INI.........DIPUBLIKASIKAN SEJAK 30 JANUARI 2010..........Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar....... Astaghfirullaahal 'adzhiim, walil muslimiina wal muslimaat.....Mil ladun aadama ilaa yaumil qiyaamah......Amiin yaa rabbal alamiin.....Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.......Ya Allah, lindungilah negeri ini dari kejahatan maupun perbuatan serta persengkokolan orang-orang munafik........SEMOGA ALLAH SWT MERIDHOI AMAL & KEBAJIKAN YANG KITA LAKUKAN....AMIIN YAA RABBAL ALAMIIN...HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID.........

>

Jumat, 06 Juli 2012

INDIKATOR KESUKSESAN HIDUP DALAM ISLAM


Tidak ada manusia yang mengharapkan, bahkan berdoa meminta dirinya menjadi miskin. Pastilah kita menginginkan kebahagian dan kesuksesan baik didunia dan akhirat, karena kesuksesan merupakan langkah awal kita, untuk tidak tergelincir kedalam lubang kekafiran. Hidup didunia merupakan sebuah keseimbangan antara hablumminallah dan  hamblumminannas. Adapun Indikator kesuksesan  hidup dapat kami uraikan sebagai berikut:
  • Pertama, selalu berusaha untuk menegakkan shalat dengan penuh kekhusyukan dengan cara menjadikan shalat sebagai sebuah kebutuhan utama di samping kewajiban. Shalat dijadikan sebagai medium utama untuk meraih pertolongan dan ridha Allah SWT. Apalagi jika ditambah dengan shalat berjamaah yang dijadikannya untuk membangun silaturahim dan menguatkan ukhuwah Islamiyah diantara sesama orang yang ruku’ dan sujud.
  • Kedua, mampu menghindarkan diri dari ucapan dan tindakan yang tidak ada manfaatnya. Artinya, berusaha memiliki etos kerja dan produktivitas yang tinggi serta mempersembahkan yang terbaik dalam bidang dan keahliannya, sehingga betul-betul menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.
  • Ketiga, selalu berusaha mengeluarkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada yang membutuhkan, terutama kaum dhuafa dalam bentuk zakat, infak, dan bentuk kedermawanan lainnya. Sikap ini akan melahirkan kekuatan etika dan moral di dalam mencari rezeki. Hanya rezeki yang halal-lah yang ingin ia dapatkan.
  • Keempat, mampu menjaga akhlak dan kehormatannya dalam pergaulan, sehingga selalu terjaga kejernihan hati, pikiran, dan fisiknya. Dalam situasi apa pun tidak pernah melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat.
  • Kelima, selalu berusaha menjaga amanah dan janjinya. Disadari betul bahwa segala potensi yang ada pada dirinya se-perti ilmu pengetahuan dan harta meru pakan amanah dan titipan dari Allah SWT yang kemudian akan dipertangungjawabkan di hadapanNya. Persepsi dan pandangan seperti ini akan menyebabkan seseorang tidak akan pernah menghalalkan segala macam cara untuk meraih kenikmatan dunia yang sifatnya sesaat dan sementara.
Niat yang ikhlas dan kerja keras yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bingkai utamanya. Wassalam. (KH. Didin Hafiduddin)

TIME IS SWORD