1.
Konsep perempatan tanpa lampu lalu-lintas
Jembatan Semanggi dibangun
dengan konsep perempatan jalan tanpa lampu pengatur lalu-lintas. Meskipun tanpa
lampu pengatur lalu-lintas, kendaraan yang melintas dari empat arah tidak akan
bertabrakan karena arus lalu-lintas diatur dengan sistem pola daun semanggi.
2. Semanggi
adalah tanaman air
Semanggi yang memiliki nama latin Marsilea mutica termasuk tumbuhan air.
Setiap tangkai semanggi memiliki 4 daun. Bagi masyarakat biasa, daun semanggi
tak lebih sekadar daun yang bisa dibuat sayur pecel atau lalapan. Namun bagi
insinyur, pola empat daun semanggi ini menjadi inspirasi struktur jembatan
untuk mengatasi kemacetan lalu-lintas.
3. Dulu dianggap menghambur-hamburkan uang negara
Jembatan
Semanggi diprakarsai oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno (Bung Karno) pada
tahun 1961, ketika Jakarta belum mengenal kemacetan lalu-lintas. Saat jembatan
mulai dibangun, banyak orang memrotes karena dianggap menghambur-hamburkan uang
negara. Tetapi beberapa puluh tahun kemudian, manfaat jembatan ini untuk
mengatasi kemacetan mulai terasa.
4. Diusulkan oleh Ir. Sutami
Pembangunan
Jembatan Semanggi erat kaitannya dengan persiapan menjadi tuan rumah Asian
Games 1962. Awalnya, yang dibangun adalah Stadion Gelora Senayan (sekarang
Gelora Bung Karno), dan Hotel Indonesia untuk penginapan atlet dan tamu negara.
Antara stadion dan hotel harus melewati perempatan jalan, pertemuan jalan Gatot
Subroto dan jalan Sudirman. Saat rapat kabinet, Ir Sutami - Menteri Pekerjaan
Umum (PU), mengusulkan agar dibangun jembatan layang untuk mengatasi
5. Jembatan Semanggi
diperbarui
Beberapa tahun terakhir, Jembatan Semanggi tidak
lagi bisa mengatasi kemacetan karena padatnya arus kendaraan yang melewati
jembatan ini. Syukurlah, sekarang Jembatan Semanggi sudah diperbarui dengan
dibangunnya dua jalan simpang susun baru yang dibangun di atas jalan tol.
6. Tercanggih dan terindah