Bertaqwalah kepada Allah SWT, taqwa dalam arti memelihara
diri dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikan, yakni dengan menta’ati dan
mengerjakan semua perintah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Juga taqwa
yang dapat menumbuhkan amal-amal saleh yang nyata sebagai pembuktian kebenaran
iman, sebab segala perbuatan dan amal manusia, baik atau jahatnya pencerminan
imannya terhadap Allah SWT.
Ada enam hal yang apabila dikaruniai oleh Allah SWT kepada
kita, maka tidak akan terhalang bagi kita enam hal pula.
1. Barangsiapa
yang dikaruniai syukur, maka tidak akan dihalangi dari penambahan nikmat.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
Sungguh jika kamu
bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu”
(QS.Ibrahim: 07)
2. Barangsiapa yang dikaruniai kesabaran, maka ia tidak akan terhalang dari
pahala.
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS.Azzumar:
10)
3. Barangsiapa yang dikaruniai taubat, maka ia tidak akan terhalang dari
pengampunan.
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ
التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنْ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
“Dan Dialah yang
menerima taubat dari hamba-hambanya, dan memaafkanmu dari kesalahan dan
mengetahui apa-apa yang kamu lakukan. (QS. Asy-Syura: 25)
4. Barangsiapa yang dikaruniai istiqhfar, maka ia tidak akan terhalang dari
pengampunan,
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ
إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
“Mohonlah ampun
kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” (QS. Nuh: 10)
5. Barangsiapa yang dikaruniai berinfak, maka ia tidak akan terhalang dari
balasan ganti.
وَمَا أَنفَقْتُمْ مِنْ
شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
“Dan apapun yang
kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba’: 39)
6. Barangsiapa yang dikarunia doa, maka ia tidak akan terhalang dari
dikabulkan.
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ
لَكُمْ
“Berdoalah
kepadaKu niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (QS. Ghofir: 60)
Dari keenam hal
tersebut kita dapat mengetahui, bahwasanya tidak ada sesuatu yang kita lakukan atau
harapkan, kecuali pasti Allah SWT akan membalasnya. Seperti bila kita mau
bersyukur, maka Allah berikan tambahan nikmat dan karunia kepada kita. Bila
kita bersabar, Allah berikan kita ganjaran pahala, bila kita bertaubat, Ia
bukankan pintu taubat kepada kita, bila kita beristiqhfar, maka Allah berikan
pengampunan, bila kita berinfak, shadaqoh atau zakat, maka diberikan ganti yang
berlipat-lipat ganda. Dan bila kita mau berdoa, memohon atau bermunajat kepada
Allah SWT, maka ia akan mengabulkan permohonan kita.
Allah SWT berada didekat hambaNya yang mendekatkan diri
kepada Nya. Bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri. Tetapi, sebaliknya
bila kita menjauh dariNya, maka Ia pun akan menjauhi kita. Oleh karena itulah,
hendaknya kita selalu mengucapkan kalimat Lailaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), agar bertambah iman
kita. Supaya dengan bertambahnya iman, akan bertambah pula kedekatan diri
kepada Allah SWT.
Ada banyak keluhan
yang dirasakan oleh orang-orang yang berdoa. Mereka meminta kepada Allah,
tetapi belum mendapatkan jawaban dari doanya. Sehingga akhirnya muncul rasa
pesimis, bahwa Allah tidak mendengarkan keluhan dan kesusahannya. Mengapa ? Pada hakikatnya, sebagaimana ayat diatas “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”-
adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah SWT, karena
sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.
(QS. Ra’d: 31).
Sabda Rasulallah SAW:
“Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan
dikabulkan, ada kalanya disegerakan didunia, ada kalanya disimpankannya
untuknya di akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya
sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau
memutuskan tali persaudaraan”.
Dan beliau bersabda:
“Nanti pada hari
kiamat Allah Swt akan memperlihatkan setiap doa yang dipanjatkan oleh setiap
orang sewaktu di dunia yang tidak Allah kabulkan, dimana Allah berfirman:
Hambaku, pada suatu hari kamu memanjatkan doa kepadaku, namun Aku tahan do’amu
itu, maka inilah pahala sebagai pengganti do’amu itu”. Orang yang berdoa itu
terus menerus diberi pahala, sehingga ia berharap kiranya semua do’anya itu
hanya dibalas diakhirat saja dan tidak diberikan didunia.
Dari kedua hadist diatas, kita akan mengerti bahwa tidak
semua apa-apa yang kita minta (doa) kepada Allah, tidak selalu baik untuk
dikabulkan didunia. Tetapi boleh jadi akan lebih baik bila diterima diakhirat
kelak. Dan pada saat kita berdoa memohon kepada Allah, pada hakikatnya kita
berada pada posisi dekat kepada Allah, sehingga walau tak dikabulkan di dunia,
malah menjadi pahala penghapus dosa-dosa.
Berdoa adalah
ibadah. Bahkan dikatakan sebagai ruhnya ibadah. Orang yang hidupnya tidak
dilewati dengan berdoa, maka ia adalah makhluk yang sombong. Padahal perilaku
sombong adalah termasuk bagian sifat penghuni jahanam. Sabda Rasullulah SAW:
الدعاء هو العبادة ثم قرأ قوله تعالى وقال ربكم ادْعُونِي أَسْتَجِبْ
لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Doa itu adalah
ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala (yang artinya): “Dan
Tuhanmu berfirman: “berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk
neraka jahanam dalam keadaan hina dina”
Abu Dzar al-Ghifari
berkata: Doa itu melengkapi amal kebajikan sebagaimana garam melengkapi
makanan.
Seseorang yang berdoa hendaknya jangan
tergesa-gesa, karena sesungguhnya orang yang berdoa kepada Allah, niscaya akan
dikabulkan segera atau lambat. Kadang kala permohonannya dikabulkan seketika,
kadangkala dikabulkan pada waktu yang agak lama, kadang kala tidak dikabulkan
didunia dan nanti akan diganti dengan pahala diakhirat.
Setiap kita hendaknya selalu memposisikan diri sebagai hamba
Allah yang berdoa, menangis di keheningan malam, memohon ampunan atas segala
dosa di masa lalu. Memohon limpahan kemudahan hidup serta diselamatkan kelak
dari api neraka.
Manusia yang merasa telah cukup puas dengan apa yang
didapatkan didunia, sehingga tidak mau berdoa adalah termasuk manusia yang
merugi karena kesombongannya dihadapan Allah SWT.
Para nabi dan
rasul pun selalu menengadahkan tangan memohon dan berdoa kepada Allah SWT siang
dan malam tanpa lelah. Mereka yang telah dijamin kebahagiaan di akhirat kelak, masih mau meminta pertolongan Allah. Sedang kita yang belum tahu dimana tempat
akhir persinggahan masih melalaikan fasilitas do'a yang telah disediakan didunia.
Sebagai suri tauladan kita dapat temukan
beberapa kisah para nabi dan rasul yang berdoa untuk mendapatkan hajat dan
keinginan mereka.
1. Nabi Adam As bapak para manusia memohon ampunan karena telah
mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Saat diturunkan didunia,
setiap hamparan tanah tak terlepas dari tetesan air mata penyesalan beliau. Doa
beliau:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا
وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ
"Ya Tuhan
kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni
kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang
yang merugi. (QS. Al-A’raf: 23)
2.
Nabi Ibrahim As bapak para nabi mendoakan tanah suci makkah sebagai tanah
yang diberkati oleh Allah, sehingga walau pun terdiri dari tanah yang tandus
dan berbatuan, tetapi selalu dilimpahi rahmat dari berbagai buah-buah.
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا
بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنْ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
"Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan
hari kemudian.” (Albaqoroh: 126)
3. Nabi Musa as, nabi yang telah menyelamatkan bani Israil dari kukungan
Firaun di mesir, pada saat beliau mendapat kesusahan untuk berdakwah karena
cacat pada lidahnya, maka ia berdoa:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي،
وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي، يَفْقَهُوا قَوْلِي
"Ya Tuhanku,
lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thoha: 25-28)
4. Nabi Sulaiman
As, seorang yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, yang memiliki
kekuasaan atas jin, manusia, binatang, angin dan air masih mampu mengucapkan
doa.
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ
أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ
وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ.
"Ya Tuhanku
berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS. An-Naml: 19)
Masih banyak
do'a-do'a yang diucapkan para nabi dalam Al-Qur'an, yang tentunya bila kita mau
mentadaburinya, kita akan menjadi malu. Alangkah sombongnya kita, alangkah
angkuhnya kita, alangkah malangnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu
dan umur kita dari perbuatan doa kepada Allah sedang para Nabi pun berdo'a.
Berdo'alah, agar
kita selamat didunia dan akhirat.