HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID
Ini adalah sebuah ungkapan yang cukup terkenal, beberapa pemuda kaum
muslimin menempelkan sticker-sticker yang berisi kalimat ini di rumah dan
kendaraan mereka, sebagian mereka menuliskan dalam motto hidupnya. Kalimat ini
menggambarkan cita-cita yang tinggi, hidup dengan kemulian Islam atau kalaupun
meninggal dunia, maka diwafatkan sebagai syuhada. Kalimat ini memang
sepantasnya menjadi motto hidup kaum Muslimin, karena mereka adalah kaum yang
seharusnya memiliki cita-cita yang tinggi. Allah Azza wa Jalla menggantungkan
kemulian Islam dengan berjihad di jalannya. Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam
bersabda :
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ
أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ
اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
“Jika kalian berjual beli dengan ‘Inah, memegangi ekor sapi, ridho
dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad, Allah akan menimpakan kepada
kalian kehinaan, tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama
kalian”(HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Imam Al Albani).
Hadits ini menerangkan ketika kondisi kaum Muslimin hidup dengan tidak
mengikuti syariat Islam, karena ekonominya menggunakan system ribawi, sibuk
dengan dunia melebihi bekal untuk akhiratnya dan meninggalkan jihad, dimana itu
adalah peluang untuk mati syahid, maka kehinaan akan ditimpakan kepada mereka.
Sehingga motto “hidup mulia dan mati syahid” hanya sekedar isapan jempol saja.
Na’am kita harus memiliki motto “hidup mulia atau mati syahid”, karena
ini adalah nasehat Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam kepada Umar bin Khothob
Rodhiyallahu anhu. Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu berkata :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَأَى
عَلَى عُمَرَ قَمِيصًا أَبْيَضَ فَقَالَ « ثَوْبُكَ هَذَا غَسِيلٌ أَمْ جَدِيدٌ ».
قَالَ لاَ بَلْ غَسِيلٌ. قَالَ « الْبَسْ جَدِيدًا وَعِشْ حَمِيدًا وَمُتْ
شَهِيدًا »
“Bahwa Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa Salaam melihat Umar Rodhiyallahu
anhu memakai gamis putih, maka Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam berkata :
“bajumu itu bekas dicuci atau baru?”, Umar Rodhiyallahu anhu menjawab : ‘tidak
ini bekas dicuci’. Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam bersabda : “pakailah
pakaian baru, Hidup Mulia atau Mati Syahid”.
Takhrij Hadits :
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam “Sunannya” (no.
3687), Imam Ahmad dalam “Al Musnad” (no. 5620), Imam Abdur Rozaq
dalam “Al Mushonnaf” (no. 20382), Imam Nasa’I dalam “Sunan Kubro”
(no. 10143), Imam Ibnu Hibban dalam “Shahihnya” (no. 7023), Imam Thabrani
dalam “Mu’jam Kabir” (no. 12948), Imam Abu Ya’laa dalam “Al Musnad”
(no. 5419), Imam Abdu bin Humaid dalam “Al Musnad” (no. 725), Imam
Baghowi dalam “Syarhus Sunnah” (6/41), Imam Ibnus Suniy dalam “Amalul
Yaum wal Lailah” (no. 268) semuanya dari jalan Imam Abdur Rozaq dari
Ma’mar dari Az-Zuhri dari Saalim dari Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu beliau
berkata : “Al hadits”.
Para perowinya adalah para perowi tsiqoh, para Aimah yang masyhur.
Status Hadits
Dhohir sanadnya hadits ini shahih, sehingga tidak sedikit Aimah yang
menshahihkan hadits ini, diantaranya Imam Ibnu Hibban dan Imam Bushiri dalam “Az-Zawaid”.
Imam Al Haitsamiy dalam “Majmu az-Zawaaid” berkata :
رواه أحمد
والطبراني وزاد بعد قوله: “ويرزقك الله قرة عين في الدنيا والآخرة”. قال: وإياك يا
رسول الله. ورجالهما رجال الصحيح.
“diriwayatkan Ahmad dan Thabrani dan terdapat tambahan setelahnya :
“semoga Allah member rizki kepadamu, pandangan sejuk didunia dan akhirat”, Umar
Rodhiyallahu anhu berkata : ‘dan engkau juga wahai Rasulullah’. Para perowi
keduanya perowi shahih”.
Namun sebagian Aimah hadits mencacat hadits ini, Imam Tirmidzi dalam “Ilallul
Kabiir” (no. 465) berkata :
سألت
محمدا عن هذا الحديث قال : قال سليمان الشاذكوني : قدمت على عبد الرزاق فحدثنا
بهذا الحديث عن معمر ، عن الزهري ،
عن سالم ، عن أبيه ، ثم رأيت عبد الرزاق يحدث
بهذا الحديث عن سفيان الثوري ، عن عاصم بن عبيد الله ، عن سالم ، عن ابن عمر . قال
محمد : وقد حدثونا بهذا عن عبد الرزاق ، عن سفيان أيضا . قال محمد : وكلا الحديثين
لا شيء ، وأما حديث سفيان فالصحيح ما حدثنا به أبو نعيم ، عن سفيان ، عن ابن أبي
خالد ، عن أبي الأشهب ، أن النبي صلى الله عليه وسلم رأى على عمر ثوبا جديدا مرسل
قال محمد : واسم أبي الأشهب هذا زاذان
“aku bertanya kepada Muhammad (Al Bukhori) tentang hadits ini?’, lalu
beliau menjawab : ‘Sulaiman asy-Syaadzukuuniy berkata, ‘aku berkunjung ke Abdur
Rozaq, lalu beliau menceritakan hadits ini kepada kami, dari Ma’mar dari
az-Zuhriy dari Saalim dari Bapaknya (Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu). Lalu aku
melihat juga Abdur Rozaq menceritakan hadits ini dari Sufyan ats-Tsauri dari
‘Aashim bin Ubaidillah dari Saalim dari Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu’. Muhammad
berkata : ‘mereka menceritakan hadits ini juga dari Abdur Rozaq dari Sufyan,
kedua hadits ini tidak ada apa-apanya (baca : dhoif). Adapun hadits Sufyan yang
shahih adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Sufyan dari Ibnu Abi
Khoolid dari Abi al-Asyhab bahwa Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam melihat Umar
memakai baju baru…’, secara mursal. Nama Abu al-Asyhab adalah Zaadzaan”.