Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya, menurut ajaran Islam ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.
Sebagai Mukmin kita meyakini bahwa Allah itu Maha Kuasa atas diri kita dan meyakini bahwa tidak ada tempat untuk melarikan diri dan menyelamatkan diri kecuali hanya kepada-Nya.
Karenanya, lari kepada Allah merupakan bagian penting yang harus kita lakukan dalam hidup ini. Sebab, tidaklah logis jika kita lari kepada pihak yang tidak bisa memberikan perlindungan, bergantung kepada pihak yang tidak mempunyai kekuasaan, dan menyerahkan diri kepada pihak yang tidak mempunyai daya dan upaya.
Bertawa'kal kepada Allah SWT merupakan bentuk kesadaran dan keyakinan diri bahwa kita tidak akan mampu menghadapi gempuran kehidupan dunia yang penuh dengan fitnah ini, dan tidak akan mampu menghadapi serangan setan dan sekutunya, kecuali atas pertolongan dan perlindungan Allah SWT. Itulah yang membuatnya lari kepada Allah SWT.
Di dalam Alquran, Allah SWT memerintahkan kita untuk bersegera lari kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya, Maka segeralah berlari kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (QS adz-Dzariyat [51]: 50). Banyak hikmah dan mafaat yang dapat diraih bila kita lari kepada Allah SWT. Di antara hikmah dan manfaat yang paling besar adalah mendapat pertolongan dan perlindungan-Nya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, Barang siapa yang memusuhi kekasih (wali)-Ku, maka Aku nyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling Aku sukai yang dikerjakan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah amalan yang Aku wajibkan kepadanya. Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah, sehingga Aku mencintainya.
Jika Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar; menjadi matanya yang dengannya ia melihat; menjadi tangannya yang dengannya ia memegang; menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku niscaya Aku mengabulkannya, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku niscaya Aku melindunginya. (HR Bukhari).
Hal ini didapatkan oleh orang yang lari kepada Allah SWT, karena orang yang bertawa'kal kepada-Nya akan melaksanakan berbagai kewajiban dan menyuburkan hal-hal sunah yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan. Oleh karena itu, manifestasi dari tawa'kal kepada Allah SWT diwujudkan dengan melaksanakan dan berpegang teguh kepada Alquran dan sunah. Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan tersesat selamanya selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah Rasul-Nya. (HR Malik).
Bertawakal hanya kepada Allah SWT. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS al-Maidah [5]: 23). Selain itu, direalisasikan hanya bermohon dan berdoa kepada-Nya. (Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah). (QS al-An'am [6]: 41).
Untuk itu, mumpung masih ada kesempatan mari kita sesegera mungkin untuk berlari menghadap Allah SWT, menyerahkan seluruh persoalan kepada-Nya dan bertawakal kepada-Nya sebelum kesempatan itu hilang karena ajal telah lebih dahulu datang. Wallahu a'lam bisshawab.