Rabu, 22 Mei 2019

HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID


HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID

Ini adalah sebuah ungkapan yang cukup terkenal, beberapa pemuda kaum muslimin menempelkan sticker-sticker yang berisi kalimat ini di rumah dan kendaraan mereka, sebagian mereka menuliskan dalam motto hidupnya. Kalimat ini menggambarkan cita-cita yang tinggi, hidup dengan kemulian Islam atau kalaupun meninggal dunia, maka diwafatkan sebagai syuhada. Kalimat ini memang sepantasnya menjadi motto hidup kaum Muslimin, karena mereka adalah kaum yang seharusnya memiliki cita-cita yang tinggi. Allah Azza wa Jalla menggantungkan kemulian Islam dengan berjihad di jalannya. Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam bersabda :

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

“Jika kalian berjual beli dengan ‘Inah, memegangi ekor sapi, ridho dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad, Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan, tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian”(HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Imam Al Albani).
Hadits ini menerangkan ketika kondisi kaum Muslimin hidup dengan tidak mengikuti syariat Islam, karena ekonominya menggunakan system ribawi, sibuk dengan dunia melebihi bekal untuk akhiratnya dan meninggalkan jihad, dimana itu adalah peluang untuk mati syahid, maka kehinaan akan ditimpakan kepada mereka. Sehingga motto “hidup mulia dan mati syahid” hanya sekedar isapan jempol saja.
Na’am kita harus memiliki motto “hidup mulia atau mati syahid”, karena ini adalah nasehat Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam kepada Umar bin Khothob Rodhiyallahu anhu. Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَأَى عَلَى عُمَرَ قَمِيصًا أَبْيَضَ فَقَالَ « ثَوْبُكَ هَذَا غَسِيلٌ أَمْ جَدِيدٌ ». قَالَ لاَ بَلْ غَسِيلٌ. قَالَ « الْبَسْ جَدِيدًا وَعِشْ حَمِيدًا وَمُتْ شَهِيدًا »

“Bahwa Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa Salaam melihat Umar Rodhiyallahu anhu memakai gamis putih, maka Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam berkata : “bajumu itu bekas dicuci atau baru?”, Umar Rodhiyallahu anhu menjawab : ‘tidak ini bekas dicuci’. Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam bersabda : “pakailah pakaian baru, Hidup Mulia atau Mati Syahid”.

Takhrij Hadits :

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam “Sunannya” (no. 3687), Imam Ahmad dalam “Al Musnad” (no. 5620), Imam Abdur Rozaq dalam “Al Mushonnaf” (no. 20382), Imam Nasa’I dalam “Sunan Kubro” (no. 10143), Imam Ibnu Hibban dalam “Shahihnya” (no. 7023), Imam Thabrani dalam “Mu’jam Kabir” (no. 12948), Imam Abu Ya’laa dalam “Al Musnad” (no. 5419), Imam Abdu bin Humaid dalam “Al Musnad” (no. 725), Imam Baghowi dalam “Syarhus Sunnah” (6/41), Imam Ibnus Suniy dalam “Amalul Yaum wal Lailah” (no. 268)  semuanya dari jalan Imam Abdur Rozaq dari Ma’mar dari Az-Zuhri dari Saalim dari Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu beliau berkata : “Al hadits”.
Para perowinya adalah para perowi tsiqoh, para Aimah yang masyhur.

Status Hadits

Dhohir sanadnya hadits ini shahih, sehingga tidak sedikit Aimah yang menshahihkan hadits ini, diantaranya Imam Ibnu Hibban dan Imam Bushiri dalam “Az-Zawaid”. Imam Al Haitsamiy dalam “Majmu az-Zawaaid” berkata :

رواه أحمد والطبراني وزاد بعد قوله: “ويرزقك الله قرة عين في الدنيا والآخرة”. قال: وإياك يا رسول الله. ورجالهما رجال الصحيح.

“diriwayatkan Ahmad dan Thabrani dan terdapat tambahan setelahnya : “semoga Allah member rizki kepadamu, pandangan sejuk didunia dan akhirat”, Umar Rodhiyallahu anhu berkata : ‘dan engkau juga wahai Rasulullah’. Para perowi keduanya perowi shahih”.
Namun sebagian Aimah hadits mencacat hadits ini, Imam Tirmidzi dalam “Ilallul Kabiir” (no. 465) berkata :

سألت محمدا عن هذا الحديث قال : قال سليمان الشاذكوني : قدمت على عبد الرزاق فحدثنا بهذا الحديث عن معمر ، عن الزهري ،
 عن سالم ، عن أبيه ، ثم رأيت عبد الرزاق يحدث بهذا الحديث عن سفيان الثوري ، عن عاصم بن عبيد الله ، عن سالم ، عن ابن عمر . قال محمد : وقد حدثونا بهذا عن عبد الرزاق ، عن سفيان أيضا . قال محمد : وكلا الحديثين لا شيء ، وأما حديث سفيان فالصحيح ما حدثنا به أبو نعيم ، عن سفيان ، عن ابن أبي خالد ، عن أبي الأشهب ، أن النبي صلى الله عليه وسلم رأى على عمر ثوبا جديدا مرسل قال محمد : واسم أبي الأشهب هذا زاذان

“aku bertanya kepada Muhammad (Al Bukhori) tentang hadits ini?’, lalu beliau menjawab : ‘Sulaiman asy-Syaadzukuuniy berkata, ‘aku berkunjung ke Abdur Rozaq, lalu beliau menceritakan hadits ini kepada kami, dari Ma’mar dari az-Zuhriy dari Saalim dari Bapaknya (Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu). Lalu aku melihat juga Abdur Rozaq menceritakan hadits ini dari Sufyan ats-Tsauri dari ‘Aashim bin Ubaidillah dari Saalim dari Ibnu Umar Rodhiyallahu anhu’. Muhammad berkata : ‘mereka menceritakan hadits ini juga dari Abdur Rozaq dari Sufyan, kedua hadits ini tidak ada apa-apanya (baca : dhoif). Adapun hadits Sufyan yang shahih adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Sufyan dari Ibnu Abi Khoolid dari Abi al-Asyhab bahwa Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam melihat Umar memakai baju baru…’, secara mursal. Nama Abu al-Asyhab adalah Zaadzaan”.