Jumat, 30 Juni 2017

KISAH RASULLULAH MENDAPATKAN MALAM LAITUL QADAR




Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir Bulan Suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Nabi Shallalahu alaihi wa sallam ini. Beliau berdiri shalat mereka juga shalat, beliau menegadahkan tangannya untuk berdo’a dan para sahabat pun juga serempak mengamininya.


Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke-27 dari Bulan Ramadhan. Disaat Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan shalatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak.


Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.  Beliau basah kuyup dalam sujud. Namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masyuk ke dalam suatu alam yang melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk ke dalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi.


Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya. Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Ketika Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam mengangat kepala dan mengakhiri shalatnya, hujan pun berhenti seketika.


Anas bin Malik, sahabat Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam. Namun beliau pun mencegahnya dan berkata “Wahai Anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya. ”

Anas pun duduk kembali dan mendengarkan dengan seksama cerita Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam mengapa beliau begitu lama bersujud.


Masya Allah….ternyata ketika tadi Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam, dan disaat hujan mulai turun, disaat itu pula . . . . .malaikat di bawah pimpinan jibril turun dalam keindahan dan bentuk aslinya. Mereka berbaris rapi dengan suara gemuruh tasbih dan tahmid mereka bergema dilangit dan dibumi serta alam semesta saat itu dipenuhi dengan cahaya ilahi. Inilah yang membuat Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam terpaku menyaksikan keindahan dan cahaya yang sama sekali tidak pernah dilihat oleh mata.


Gema tasbih dan tahmid malaikat yang tak pernah didengar oleh telinga dan suasana yang tidak pernah bisa dibayangkan oleh pikiran manusia.

Itulah lailatul qadar. Tahukah kalian, apakah Lailatul Qadar ?


Lailatul qadar yang waktunya hanya sesaat itu lebih baik dari pada seribu bulan. Di malam itu, para malaikat dibawah pimpinan Jibril turun atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka menebarkan kedamaian, keselamatan, kesejahteraan dan mengatur segala urusan, mereka menyampaikan salam sampai terbitnya fajar keseluruh semesta alam.


Saudaraku ….. Sekarang sudah hampir mencapai puncak terakhir dari Bulan Ramadhan, dan dipuncaknya seorang hamba akan mendapatkan “Pembebasan dari api neraka” Pada malam-malam 27 terakhir ramadhan ini, para malaikat turun dari langit untuk menaburkan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para hambaNya dan menyampaikan salam kepada kaum beriman hingga terbitnya fajar, itulah yang dinamakan “Lailatul Qadar”, malam yang lebih afdhal daripada seribu bulan.


Lailatul Qadar adalah malam kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, malam keagungan-Nya, malam pengampunan-Nya, malam yang dimiliki-Nya untuk memberi ampunan kepada hamba-hamba-Nya berbuat dosa…. dan menebarkan kasih sayang kepada semua hamba-Nya. (Arrahmah.com)