Jumat, 06 November 2015

DZIKIR KEPADA ALLAH SWT


Dari Abu Darda r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Sukakah saya beritahukan kepadamu sebaik-baik amalmu, dan semulya-mulyanya di sisi Tuhanmu dag setinggi-tinggi derajatmu, bahkan lebih baik bagimu daripada bersedekah emas dan perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuh sehingga kamu memenggal leher mereka dan mereka memenggal lehermu? Yaitu dzikir pada Allah.
Al Hasan al Bashri berkata: Ketika Nabi saw ditanya : Ya Rasulullah, amal apakah yang utama? Jawab Nabi saw : “Engkau mati sedang lidahmu basah dengan berdzikir kepada Allah.”
Ketika Ibnu Abbas menafsirkan ayat “Min syarril waswaasil khonnaas” ia berkata : “Syaithan itu bertempat di hati (dalam perasaan, hawa nafsu dan syahwat), maka apabila disebut nama ALlah ia surut mundur, dan bila lupa pada Allah ia berbisik dan mengajak kepada segala yang berlawanan dengan keselamatan manusia dan ajaran Alla dan Rsulullah saw.” Rasulullah saw. bersabda : “Tiap sesuatu ada alat pembersihnya, dan yang membersihkan hati itu adalah dzikir pada Allah.”
Jika seseorang masuk rumahnya da memberi salam, maka syaithan berkata : “Tidak ada tempat untukku di sini. Dan bila ia makan dan membaca “Bismillah”, maka syaithan berkata : “Tidak ada tempat  dan tidak ada makanan dan minuman untukku”, lalu ia keluar dan kecewa.
Aisyah berkata : Rasulullah saw. bersabda: “Jika makan salah satu dari kamu hendaknya membaca “Bismillah”, maka bila lupa pada mulanya, maka hendaknya membaca pada akhirnya.”
Ibnu Mas’ud r.a. berkata : “Jika salah satu kamu makan lalu tidak membaca “Bismillah”, maka syaithan makan bersamanya, dan bila ia membaca “Bismillah”, maka syaithan itu tertolak untuk maka sisa makanan itu, bahkan ia akan memuntahkan apa yang sudah dimakannya, dan ia memulai degan makanan yang baru.”
Ka’bul Ahbar berkata : “Kami telah mendapatkan dalam kitab Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi, bahwa Allah telah berfirman : Siapa yang sibuk berdzikir kepadaKu sehingga tidak meminta, maka Aku akan memberi kepadanya lebih daripada apa yang Aku berika kepada orang-orang yang meminta.
Fudha’il bin Iyaadh berkata : “Sesungguhnya rumah yang ada orang berdzikir menyebut asma Allah di dalamnya tampak terang bagi penduduk langit, sebagaimana lampu meneragi rumah yang gelap. Sedangkan rumah yang tidak ada orang berdzikir menyebut nama Allah di dalamnya, menjadi gelap kepada seisi rumah itu.”
Nabi Musa a.s. berkata : “Ya Rabbi, bagaimanakah saya bisa mengetahui orang yang Engkau cintai dari orang yang Engkau benci (murkai)? Jawab Allah : Hai Musa, jika Aku cinta pada hamba, maka aku beri padanya dua tanda. Musa bertanya: Apakah dua tanda itu? Jawab Allah : “Aku ringankan ia berdzikir kepadaKu supaya Aku berdzikir padanya di alam malakuut langit dan bumi; dan Aku pelihara dari yang haram dan murkaKu supaya tidak terkena murka dan siksaKu. Hai Musa, sebaliknya jika Aku benci pada hamba, Saya beri dua tanda. AKu lupakan dari dzikirKu dan Aku biarkan ia dengan hawa nafsunya supaya terjerumus dalam haram dan murkaKu, sehingga layak menerima siksa dan balasanKu.”
Sumber : Tanbbihul Ghafilin