Jumat, 21 Mei 2010

NASEHAT UNTUK HAMBA ALLAH

PENGARUH SYAHWAT DAN SABAR

Ada yang mengatakan bahwa syahwat itu dapat membuat raja menjadihamba, sementara kesabaran dapat membuat orang hamba menjadi raja. Bukankah anda telah mendengarkan Kisah Nabi Yusuf a.s. dan Zulaikha? Raja yang memperturutkan hawa nafsunya, maka dia menjadi budak hawa nafsunya yang akan menghancurkannya itu. Karena orang yang senang terhadap sesuatu, maka dia akan menjadi hamba sesuatu yang disenangi itu. Sementara kesabaran akan mengantarkan seorang hamba menjadi raja. Karena dengan ketabahan dan kesabaran seorang hamba dapat meraih apa yang diingikannya.Tidakkan anda mengetahui Kisah Nabi Yusuf bin Ya’kub (seorang Nabi yang amat sabar) bin Ishaq bin Ibrahim, kekasih Allah, dengan Zulaikha yang amat sangat mencintai Yusuf. Namun Nabi Yusuf mampu menghadapi segala bujuk rayu dan tipu daya Zulaikha yang selalu berusaha merebut hatinya.

AKAL DAN HAWA NAFSU

Dikatakan: “Beruntunglah orang yang menjadikan akalnya sebagai pemimpin dan hawa nafsunya sebagai tawanan. Dan celakalah orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai pemimpin, dan akalnya sebagai tawanan.” Orang yang akalnya menjadi pemimpin dan hawa nafsunya menjadi tawanan, dialah orang yang beruntung dengan mendapatkan kebaikan yang banyak. Dia mengikuti kehendak akal sehatnya yang sempurna dan mencegah kecenderungan hawa nafsunya untuk melakukan sesuatu yang bukan menjadi panggilan syara’. Sementara orang yang hawa nafsunya menjadi pemimpin dan akal sehatnya menjadi tawanan adalah orang sangat celaka. Dialah orang yang akalnya tidak lagi berfungsi untuk berpikir terhadap nikmat-nikmat Allah dan merenungkan keagungan-Nya.


KELEMBUTAN HATI DAN KEJERNIHAN PIKIRAN

Dikatakan: “Barang siapa meninggalkan dosa-dosa, niscaya hatinya menjadi lembut; dan barangsiapa meninggalkan perkara yang haram dan makan makanan yang halal, maka pikirannya menjadi jernih.” Hati yang lembut adalah hati yang mau menerima nasehat agama dan mematuhinya, serta melaksanakan dengan khusu’. Keharaman yang mesti ditinggalkan, meliputi makanan, pakaian yang haram dan lain sebagainya. Sementara pikiran yang jernih dan sempurna ialah pikiran yang didaya gunakan untuk memikirkan dan merenungkan ciptaan-ciptaan Allah, yang menunjukkan atas kemaha kuasaan Allah Sang Maha Pencipta yang akan menghidupkan makhluk setelah mati. Dan jelaslah pula baginya akan kemaha esaan, kekuasan dan ilmu Allah swt. Yang demikian itu dapat diperoleh melalui perenungan dengan pikiran dan akal, sesungguhnya Allah menciptakan manusia bermula dari setetes airmani (nuthfah) dengan sel telur yang menyatu disalah rahim, setelah melalui proses pembuahan berubah menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, lalu bertulang, otot, saraf sampai terbentuknya telinga, mata serta anggota badan lainnya. Selanjutnya Allah memudahkan janin keluar dari rahim dengan adanya kontraksi yang begitu kuat yang membuatnya terdorong keluar (lahir). Kemudian Allah memberikan ilham kepadanya bagaimana cara menetek dan menyusu pada sang ibu. Bayi yang baru lahir belum memiliki gigi, tas kuasa Allah swt. ditumbuhkan giginya. Kemudian ditinggalkan giginya ketika berumur tujuh tahun kemudian di tumbuhkan lagi (berganti gigi) sekali lagi. Allah swt. menjadikan manusia dalam keadaan berubah dari kecil menjadi dewasa, kemudian tua dan dari sehat menjadi sakit. Dia juga menjadikan hamba-Nya tidur dan bangun setiap hari. Bagitu pula rambut dan kukunya, ketika ada yang rontok, ditumbuhkannya kembali. Malam dan siang silih berganti, bila salah satunya pergi, datanglah yang lain. Begitu pula matahari, bulan, bintang gemintang, mendungdan hujan, yang kesemuannya datang dan pergi silih berganti. Rembulan setiap bulan terbenam, lalu muncul berangsur-angsur hingga paripurna. Ketika terjadi gerhana sinar matahari hilang. Dari tanah yang basah, Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, kemudian hilang dari tanah itu, lalu Allah menjadikan tanah itu dalam kondisi basah lagi dan menumbuhkan tumbuh tumbuhan lagi, begitu seterusnya. Dengan demikian, jelaslah bagi kita, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua itu, tentu Maha Kuasa menghidupkan semua yang telah mati,setelah mereka rusak di alam kubur. Oleh sebab itu, memperbanyak berpikir dalam hal tersebut menjadi sebuah keharusan bagi seorang hamba, sehingga keimanannya terhadap adanya hari kebangkitan setelah mati menjadi kuat, dan dia menjadi tahu bahwa Allah mambangkitkan serta menghitung seluruh amal perbuatannya. Jadi, sesuai dengan kadar kekuatan imannya akan hal tersebut, niscaya akan timbul semangat dan kesungguhan mentaati perintah-perintah Allah dan menjauhi perbuatan yang berlawanan dangan syara’.

TAATI PERINTAH ALLAH DAN JAUHI LARANGANNYA

Allah memberikan wahyu kepada sebagian para nabi, sebagai berikut: “Taatlah Anda kepada-Ku terhadap apa yang telah Aku perintahkan kepadamu dan janganlah Anda mendurhakai terhadap apa yang telah Aku nasehatkan kepadamu.” Maksud dari “janganlah Anda mendurhakai apa yang telah aku nasehatkan kepada anda” adalah janganlah anda mendurhakai apa yang Aku serukan kepada Anda, karena dalam hal itu mengandung kemaslahatan, dan terhadap apa yang Aku larang, jauhilah!, karena hal itu akan mendatangkan kerusakan.

(Sumber: Milis Group Majelis Rasulullah)