BLOG INI.........DIPUBLIKASIKAN SEJAK 30 JANUARI 2010..........Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar....... Astaghfirullaahal 'adzhiim, walil muslimiina wal muslimaat.....Mil ladun aadama ilaa yaumil qiyaamah......Amiin yaa rabbal alamiin.....Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.......Ya Allah, lindungilah negeri ini dari kejahatan maupun perbuatan serta persengkokolan orang-orang munafik........SEMOGA ALLAH SWT MERIDHOI AMAL & KEBAJIKAN YANG KITA LAKUKAN....AMIIN YAA RABBAL ALAMIIN...HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID.........

>

Jumat, 20 September 2013

KISAH ANAK KECIL DIHARI RAYA



Suatu ketika di Hari Raya, Sewaktu Rasulullah hendak pergi ke masjid, Baginda mendapati seorang anak yang masih kecil sedang menangis di sebuah sudut jalan. Rasulullah yang sangat berhati lembut dan penyayang kemudian mendatangi anak kecil tersebut, lalu bertanya kepadanya : "Wahai anak, hari ini semua orang sedang bergembira dengan datangnya Hari Raya Idul Fitri, tetapi kamu terlihat menangis seorang diri disini, apa yang terjadi?"

Anak kecil itu menjawab: Aku sedih, teman-temanku semua bergembira dengan ibu dan ayah mereka, mereka memakai baju baru dan perhiasan baru, sedangkan orang tuaku telah bercerai, ibuku menikah dengan orang lain, ayah tiriku tidak peduli denganku. Dan aku tidak mungkin dapat membeli baju baru. Rasulullah kemudian tersenyum haru, lantas memeluk anak kecil tersebut dengan penuh kasih, bagaikan anak Baginda sendiri. Setelah itu Rasulullah berkata padanya : Wahai anak kecil yang dikasihi Allah, maukah jika engkau menjadi anakku, aku menjadi ayahmu dan Aisyah menajdi ibumu ?

Dengan terharu dan senyum yang tidak dapat terlukisakan, anak itu kemudian memeluk Rasulullah dengan erat, air matanya mengalir karena merasakan kebaikan dan kasih sayang Rasullulah kepada dirinya. Rasulullah kemudian menggendong anak kecil itu dan membawa ke rumah, kemudian menyerahkannya kepada Sayidatina Aisyah untuk dimandikan. Maka beberapa saat kemudian, si anak kecil yang sebelumnya dekil, kotor, bau dan berantakan itu berubah menjadi bagaikan bidadari kecil yang harum dan cantik.

Begitulah kasih sayang Baginda Rasulullah SAW, sanggup mengasihi dan menghibur orang lain demi kebahagiannya. Baginda sangat sayang terutama kepada anak-anak yang masih belum ada dosa. Marilah kita berusaha meneladani akhlak Rasulullah yang sungguh agung. (Kisah teladan)

AIR MATA RASULLULAH

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'
'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi.
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?'
'Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu..
'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi..

'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku'
'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

'Ummatii, ummatii, ummatiii' - 'Umatku, umatku, umatku'
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita (Kisah teladan).

Selasa, 17 September 2013

BAGAIMANA AGAR PERCAYA DIRI, MESKI BANYAK KEKURANGAN



Ada orang yang menjadi rendah diri karena dia merasa memiliki banyak kekurangan. Melihat keberhasilan orang lain dia hanya terkagum-kagum namun dihati kecilnya dia berkata bahwa keberhasilan itu bukan untuk dia.
Cobalah tanya, kenapa Anda tidak seberhasil mereka? Dia, yang rendah diri, akan mengatakan berbagai alasan kenapa dia tidak bisa mencapai keberhasilan yang sama. Itu tanda dia rendah diri, dia menunjuk kepada kekurangan dirinya.
Ada juga orang yang berpikiran negatif, dimana dia malah memaki keberhasilan orang lain. Dia menuduh bahwa keberhasilan orang lain hanya kebetulan semata atau bahkan menuduh keberhasilan itu didapat dengan cara curang. Ini juga ciri orang rendah diri, dia berusaha menjadikan orang lain sama rendahnya dengan dia.
Bagaimana Cara Agar Percaya Diri Padahal Benar Saya Punya Kekurangan?
Ada dua mindset yang perlu dibenahin jika Anda yakin dengan kekurangan Anda dan yakin bahwa kekurangan Anda lah yang menyebabkan Anda rendah diri.
Mindset salah #1: Hanya orang yang tidak punya kekurangan yang bisa bercaya diri.
Mindset salah #2: Sikap yang lebay terhadap kekurangannya.
Jika kita bisa membenahi kedua mindset ini, insya Allah kita akan kembali percaya diri meski merasa banyak kekurangan.
Yang perlu diperhatikan berkaitan masalah mindset adalah sering kali kita merasa baik-baik saja padahal belum tentu. Terlepas apakah Anda merasa baik-baik saja atau tidak, mari kita tingkatkan dan perbaiki mindset kita.
Bagaimana Cara Agar Percaya Diri Dengan Menerima Kekurangan
Langkah pertama adalah Anda harus menerima kekurangan. Bahwa setiap orang memiliki kekurangannya masing-masing dan juga memiliki kelebihan masing-masing.
Bukan hanya Anda yang memiliki kekurangan, tetapi orang lain pun sama, termasuk orang yang Anda kagumi, orang yang begitu hebat prestasinya.
Orang yang percaya diri juga sama, dia punya kekurangan. Lalu kenapa Anda tidak percaya diri seperti mereka? Sama-sama memiliki kekurangan, bedanya adalah cara menyikapi kekurangan tersebut.
Jadi Bagaimana Cara Agar Percaya Diri meski pun Anda merasa banyak kekurangan adalah yakinlah bahwa kekurangan Anda tidak akan menghalangi keberhasilan Anda. Yakinlah bahwa mereka yang sukses dan percaya diri juga punya kekurangan seperti Anda.
Bagaimana cara menyikapi kekurangan diri agar kita bisa percaya diri?
  1. Banyak orang yang berusaha untuk menutupi kekurangannya. Ini bisa dilakukan, untuk kekurangan tertentu yang berpengaruh langsung terhadap kepercayaan diri. Dan, kekurangan ini memang bisa diperbaiki.
  2. Sering kali, kita sebenarnya tidak perlu repot untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan kita, kita bisa fokus pada kelebihan kita dan menjadi juara pada kelebihan kita.
Memang tidak semua kelemahan atau kekurangan bisa kita abaikan. Ada yang perlu kita perbaiki. Kita perlu bijak, memilih mana kekurangan atau kelemahan yang harus kita perbaiki dan mana yang tidak.
Maksud yang ingin saya sampaikan adalah jangan sampai kita terus menerus menghabiskan waktu untuk memperbaiki semua kelemahan kita, sementara banyak hal yang harus kita lakukan malah kita abaikan.
Jangan sampai fokus kita hanya memperbaiki kesalahan, tapi fokus kita pada perbaikan pada keseluruhan.
Sekali lagi, kita perlu bijak memilih mana yang perlu kita perbaiki dan mana yang tidak. Untuk menjadi juara perlu memilih strategi juara, yaitu memilih keahlian apa yang perlu kita kembangkan, tidak perlu semua keahlian kita menjadi hebat, cukup satu atau beberapa keahlian yang strategis.
Menyikapi Kekurangan Dengan Proporsional
Ada seorang pria, dimana dia merasa rendah diri, karena dia merasa hidungnya sangat besar dan menganggu. Dia datang ke seorang ahli bedah untuk dioperasi.
Menurut pengamatan si ahli bedah tersebut, memang hidungnya besar, tetapi tidak terlalu besar-besar banget. Hanya anggapan dia sendiri yang berlebihan saja. Sebenarnya bisa jadi orang-orang tidak sadar atau tidak peduli dengan ukuran hidung dia.
Kalau pun memang, hidungnya besar, sebenarnya untuk masa saat ini dimana orang-orang sudah cukup cerdas, jarang sekali orang yang mempermasalahkan masalah fisik. Jika sekali pun ada orang yang mengejek karena fisik, biasanya malah dia yang mendapatkan kecaman. Jangan lebay untuk menyikapi masalah fisik Anda.
Begitu juga dengan kekurangan lainnya, baik dari segi sikap dan maupun masalah kemampuan, jangan lebay menyikapinya. Sikap dan kemampuan bisa diperbaiki, itu pun jika perlu seperti dijelaskan diatas. Jadi biasa saja.
Bisa jadi apa yang kita hadapi juga dihadapi oleh orang yang kita anggap hebat dan percaya diri, namun mereka menyikapinya dengan bijak.
Langkah kedua bagaimana cara agar bisa percaya diri adalah menyikapi kekurangan kita dengan tidak lebay. Artinya biasa-biasa saja. Kekurangan juga dimiliki oleh semua orang. Yang penting adalah bagaimana kita menyikapinya.
Bukan bagaimana kondisi saat Anda saat ini yang menentukan hidup Anda, tetapi bagaimana cara Anda menyikapi kekurangan Anda. Cara yang salah menjadikan Anda akan rendah diri, cara yang benar akan menjadikan Anda lebih percaya diri. Ok…..!!

Selasa, 10 September 2013

MENJADI ORANG BERTAQWA


Kehidupan kita di dunia ini hanyalah sebuah mimpi. Lalu dimanakah kehidupan kita yang sesungguhnya?  Manusia ini semuanya tidur, dan ketika mati (maka) terbangunlah (manusia) dari tidurnya. Itulah kehidupan yang sebenarnya. Yaitu ketika kita menutupkan mata meninggalkan dunia ini, maka terbukalah gerbang kehidupan yang sebenarnya.

Selama ini kita hanya memperjuangkan kenikmatan fana yang hanya ada di alam mimpi. Namun jarang sekali kita memikirkan bekal yang akan kita bawa untuk kehidupan hakiki. Kehidupan setelah mati.
               
Tidak ada satupun kebanggaan dunia yang akan kita bawa nanti. Bukan harta, tahta bukan pula sanjungan dan pujian orang. Hanyalah taqwa sebaik-baik bekal, menghadap Allah SWT. Firman Allah : “Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (QS.Al-Baqarah 197). Maka setiap manusia haruslah menyadari bahwa taqwa adalah kebutuhan wajib yang harus diraih. 
               
Taqwa di dalam kamus Ilmu Alquran dapat diartikan dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Tingkah laku orang yang bertaqwa selalu mencerminkan perilaku mulia dan selalu berusaha menghindari hal-hal yang menjadikan Allah murka. Allah memberikan beberapa rambu-rambu untuk menjadi orang yang bertaqwa.

Pertama, bertanya kepada Orang yang mengetahui. Atau dalam hal ini adalah bertanya kepada alim ulama tentang bagaimana menjadi orang yang bertakwa (QS. An-Nahl : 43).

Kedua adalah selalu bersama-sama para shidiiqiin (orang yang benar) (QS. At-Taubah). Dalam bahasa Jawa yang terkenal “wong kang shaleh kumpulono”. Lalu siapakah orang-orang yang benar? Al-Qur’an menjelaskan pada QS.  Bahwasanya Shiddiiquun adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.

Ketiga adalah selalu berkata dengan perkataan yang benar (QS. Al-Ahzab : 70). Allah menjelaskan dalam QS. Fusshilat 30: Bahwa sebenar-benar perkataan adalah orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri.”


Demikianlah, semoga kita dapat menjadi orang yang bertaqwa yang senantiasa menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya. Amiin....

TIME IS SWORD